Oleh: Haikal Alghomam Suhardi, BA
Maghrib Aqsha (Maghrib Jauh-red) adalah sebutan yang dipergunakan oleh sejarawan Muslim abad pertengahan untuk menyebut sebuah wilayah yang sekarang disebut dengan Kerajaan Maroko. Wilayah ini masuk di dalam wilayah besar Al-Maghrib Al-Arabi, yang terdiri dari Maghrib Adna/ Dekat (Libya dan Tunisia), Maghrib Awsath/ Tengah (Aljazair), dan Maghrib Aqsha/ Jauh (Maroko). Bangsa Arab telah masuk ke wilayah Maghrib sejak zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, dengan andil pasukan gubernur Mesir Amru bin Ash yang berhasil memasuki Barqa di tepi Maghrib Adna yang berbatasan dengan Mesir. Akan tetapi, bangsa Arab baru memasuki wilayah Maghrib Aqsha pada zaman kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah. Namun karena pembauran kultur antara suku-suku Arab dengan bangsa Barbar[1] yang merupakan penduduk asli, serta penyebaran bangsa Arab yang cepat di seluruh penjuru wilayah ini, menyebabkan sulitnya menentukan daerah-daerah yang ditinggali oleh mereka secara terperinci. Oleh karena itu, studi tentang hal ini belum mendetail dan amat sulit untuk dijadikan hal yang pasti, kecuali berkaitan dengan data-data yang telah disepakati oleh sumber-sumber induk sejarah yang sezaman dengan masa objek yang diteliti.
Pengaruh bangsa Arab di Maghrib Aqsha baru muncul ke permukaan pada
pertengahan abad kelima hijriyah saat masuknya penaklukan suku Arab Al-Hilal,
yang menyebabkan tersebarnya bangsa Arab di seluruh penjuru Maghrib. Terkhusus
wilayah Maghrib Aqsha, sejarawan Abdul Wahid Al-Marakesyi (wafat tahun 647 H/
1250 M) menyatakan bahwa mayoritas bangsa Arab menuju ke kota Fez[2], “Dahulu Al-Qayrawan[3] adalah ibukota Maghrib. Namun ketika kekacauan terjadi di sana, para penduduk
mengungsi dari sana dan mayoritas dari mereka menuju ke kota Fez”.
Sedangkan hubungan antara bangsa Arab dengan dinasti Muwahiddun yang
menjadi objek studi kali ini, dimulai sejak kepemimpinan Abdul Mu’min bin Ali
penguasa pertama dinasti Muwahhidun, yang mengumumkan nasab kearabannya kepada
penduduk Maghrib Aqsha. Abdul Mu’min berasal dari suku Kumiyah dari bangsa
Barbar, akan tetapi di banyak kesempatan ia selalu berkata, “Aku bukanlah dari
suku mereka (Kumiyah), tetapi aku adalah keturunan suku Qais A’ilan bin Mudhor
bin Nizar bin Maad bin Adnan. Suku Kumiyah adalah tempat aku dilahiran dan
dibesarkan. Mereka adalah paman-pamanku”. Nasab inilah yang digunakan dinasti
Muwahhidun untuk mengambil simpati suku-suku Arab. Mereka juga banyak
ditugaskan oleh dinasti ini untuk memadamkan gerakan-gerakan yang menentang
dari rival-rival mereka.
SUKU-SUKU ARAB
DI MAGHRIB AQSHA
A.
AL-MA’QIL
Jumlah mereka hanya sekitar 200 orang saat kepindahan mereka
ke wilayah Maghrib Aqsha untuk menemani suku Al-Hilal. Mereka menetap di daerah
antara sungai Muluya dan daerah Tafilalt, bertetangga dengan suku Barbar Zanata
dan menjalin persekutuan dengan mereka. Jumlah anggota suku ini semakin
bertambah dan mereka berhasil menyuburkan tanah tandus wilayah tersebut.
Kemudian mereka masuk ke dalam suku Kaab bin Salim, dan tokoh-tokohnya menjadi semacam
menteri yang membantu pemerintahan suku tersebut.
Sejarawan Ibnu Khaldun (wafat tahun 808 H) menisbatkan nasab
suku ini kepada bangsa Arab Yaman karena terdapat dua suku yang bernama
Al-Ma’qil di antara mereka. Salah satu darinya bergabung dengan suku-suku
Al-Hilal yang berhijrah ke wilayah Afrika[4]. Ini cocok dengan keadaan suku Al-Ma’qil yang masuk ke wilayah Maghrib
bersama dengan suku Al-Hilal. Suku ini bercabang menjadi tiga klan besar: Bani
Ubaidillah yang bermukim di daerah antara Tilmisan dan Taurirt yang menurunkan
klan Tsa’lab yang bermukim di Mitija - Aljazair; Bani Mansur yang bermukim di
daerah antara Taurirt dan lembah Dra’a; dan Bani Hassan yang bermukim antara
lembah Dra’a dan pesisir Samudera Atlantik serta menguasai daerah Sous.
B. JUSYAM
Bani Jusyam bin Muawiyah bin Bakar bin Hawazin, dimigrasikan
oleh Al-Mansur penguasa ketiga dinasti Muwahhidun dari wilayah Afrika ke daerah
Tamesna, yang dibatasi oleh kota Salé di utara, serta Marakesy dan pegunungan Atlas
di di selatan. Klan-klan terbesarnya adalah: Sufyan yang bermukim di bagian
Tamesna yang berdekatan dengan kota Safi; Al-Khalth yang merupakan persilangan
antara suku Al-Muntafaq (Qaramitah di Bahrain) dan Bani Salim; Bani Jabir yang sebenarnya adalah suku Barbar
Sadrata namun dianggap bagian dari Arab Jusyam; Al-‘Ashim dan Miqdam yang
merupakan keturunan suku Al-Atsbaj. Kepemimpinan suku ini dipegang oleh klan
Sufyan selama masa dinasti Muwahhidun.
C. RAYYAH
Suku ini ditempatkan oleh Al-Mansur dari dinasti Muwahhidun
di daerah Al-Habt di antara istana Kitamah dan pesisir Samudera Atlantik.
Setelah kembalinya tokoh mereka Al-Balath ke Afrika, mereka menetap di daerah tersebut
dan menjadi sekutu dinasti Muwahhidun sepanjang berdirinya kerajaan mereka.
Bersambung..........
[1]
Barbar: suku bangsa yang menghuni wilayah Maghrib secara umum, penduduk asli,
dan merupakan ras dengan jumlah terbanyak di Maghrib. Mereka menyebut diri
mereka dengan Amazigh/ Imazighen. Bangsa Romawi mengenal mereka dengan nama
bangsa Numidia. Nama lain dari ras ini adalah Moro/ Mauri dan Libya.
[2]
Fez: salah satu kota terbesar di Kerajaaan Maroko modern, dibangun oleh Idris I
pendiri Dinasti Idrisiyah pada abad kedua hijriyah dan dijadikan ibukota kerajaan
dinasti tersebut.
[3]
Al-Qayrawan: kota yang terletak di negara Tunisia, dibangun oleh sahabat Uqbah
bin Nafi pada tahun 50 H. Merupakan kota Islam pertama di wilayah Maghrib
secara umum
[4]
Penyebutan wilayah Afrika oleh sejarawan Muslim abad pertengahan maksudnya
adalah daerah Afrika utara yang pada masa modern meliputi negara Tunisia, kota
Konstantin di Aljazair dan Tripolitania di Libya. Ibukota daerah ini adalah
kota Al-Qayrawan.
DAFTAR PUSTAKA:
- Al-Bayan Al-Mughrib fi Akhbar Al-Andalus wal Maghrib: Ibnu ‘Idzari Al-Marakesyi (wafat tahun 695 H).
- Diwan Al-Mubtada’ wal Khobar fi Tarikh Al-Arab wal Barbar wa man ‘Asharahum min Dzawi As-Sya’n Al-Akbar: Abdurrahman bin Khaldun (wafat tahun 808 H).
- Nihayat Al-Arb fi Ma’rifat Ansab Al-‘Arab: Abul Abbas Al-Qalqasyandi (wafat 821 H).
- Al-Istiqsha Li Akhbar Duwal Al-Maghrib Al-Aqsha: Abu Yusuf An-Nashiri As-Salawi.
- Al-Hadoroh Al-Islamiyah fil Maghrib wal Andalus ‘Ashr Al-Murabithin wa Al-Muwahhidin: Hasan Ali Hasan.
- ‘Atsar Al-Qabail Al-Arabiyah fil Al-Hayat Al-Maghribiyah Khilal ‘Ashr Al-Muwahhidin wa Bani Mirin: Dr. Mustafa Abu Dhaif Ahmad.
- Ad-Daulah Al-Muwahhidiyah bil Maghrib fi ‘Ahd Abdil Mu’min bin Ali: Abdullah Ali Allam.
- Al-Hayat Al-Ijtima’iyah fil Maghrib Al-Aqsha fi Ahd Al-Muwahhidin (524-667 H/ 1126-1268 M): Syauqi Nawara, tesis magister Sejarah, Universitas Aljazair.
- Al-Hayat Al-Ijtima’iyah fil Maghrib wal Andalus fi ‘Ahd Al-Muwahhidin min 541 -667 H/ 1126-1268 M: Nasir Balmilud dan Karim Damdum, tesis magister Sejarah, Universitas Akli Mohand Oulhadj - Bouira - Aljazair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar